Lomba TAKIN KEREN 2025 Sintang resmi diluncurkan pada Senin, 21 Juli 2025 di Halaman Kantor Camat Sintang. Sekretaris DPMPTSP Kabupaten Sintang, Ernawati, S.Pd, MM turut hadir mendukung program inovatif pengendalian inflasi ini.
Apa itu Lomba TAKIN KEREN?
TAKIN KEREN merupakan singkatan dari "Tanam Rangki Kendalikan Inflasi Antar Pemerintahan dan Kelurahan". Program lomba menanam cabai TAKIN KEREN ini menjadi inovasi terbaru Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sintang dalam upaya menekan tingkat inflasi di daerah.
Launching yang Meriah dengan Dukungan Penuh Pemerintah
Pimpinan dan Stakeholder yang Hadir
Acara launching lomba TAKIN KEREN 2025 dipimpin langsung oleh Bupati Sintang Gregorius Herkulanus Bala. Kehadiran berbagai pihak menunjukkan komitmen penuh terhadap program ini:
- Forkopimda Kabupaten Sintang - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
- Ketua TP PKK Kabupaten Sintang - Mendukung pemberdayaan masyarakat
- Kepala BPS Kabupaten Sintang - Monitoring data statistik inflasi
- Kepala Badan Urusan Logistik - Memastikan distribusi hasil panen
- Kepala OPD se-Kabupaten Sintang - Koordinasi lintas sektor
- Para Lurah - Implementasi di tingkat kelurahan
Peran DPMPTSP dalam Lomba TAKIN KEREN
Kehadiran Sekretaris DPMPTSP Sintang Ernawati dalam lomba TAKIN KEREN 2025 menunjukkan dukungan penuh instansi perizinan terhadap program ketahanan pangan. DPMPTSP berkomitmen memfasilitasi perizinan usaha pertanian dan UMKM yang terkait dengan budidaya cabai.
Inovasi TPID Sintang dalam Pengendalian Inflasi
Strategi Menanam Cabai untuk Stabilitas Harga
Lomba menanam cabai TAKIN KEREN merupakan strategi cerdas TPID Kabupaten Sintang karena:
✅ Cabai adalah komoditas penyumbang inflasi terbesar ✅ Produksi lokal mengurangi ketergantungan pasokan luar daerah
✅ Kompetisi antar kelurahan meningkatkan partisipasi masyarakat ✅ Pemberdayaan ekonomi melalui budidaya cabai
Target dan Manfaat Program
TAKIN KEREN 2025 Sintang bertujuan:
- Menekan inflasi daerah melalui stabilitas harga cabai
- Meningkatkan ketahanan pangan di tingkat kelurahan
- Memberdayakan masyarakat dalam budidaya cabai
- Menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian
Dukungan Lintas Sektor untuk Kesuksesan
Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Keberhasilan lomba TAKIN KEREN 2025 membutuhkan sinergi dari berbagai pihak:
Pemerintah Daerah:
- Penyediaan bibit dan pupuk berkualitas
- Pembinaan teknis budidaya cabai
- Monitoring dan evaluasi berkala
DPMPTSP Sintang:
- Fasilitasi perizinan usaha pertanian
- Dukungan perizinan UMKM pengolahan cabai
- Koordinasi dengan investor pertanian
Masyarakat:
- Partisipasi aktif dalam budidaya
- Perawatan tanaman yang optimal
- Inovasi teknik tanam yang efektif
Dampak Positif bagi Perekonomian Sintang
Pengendalian Inflasi yang Terukur
Program lomba menanam cabai TAKIN KEREN diharapkan memberikan dampak:
- Stabilitas harga cabai di pasar lokal
- Peningkatan pendapatan petani dan masyarakat
- Pengurangan impor cabai dari luar daerah
- Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian
Monitoring oleh BPS Sintang
Kehadiran Kepala BPS Kabupaten Sintang dalam launching TAKIN KEREN 2025 memastikan monitoring inflasi yang akurat. Data statistik akan menjadi indikator keberhasilan program ini.
Komitmen DPMPTSP untuk Mendukung Ketahanan Pangan
Perizinan yang Mendukung
DPMPTSP Kabupaten Sintang berkomitmen memberikan kemudahan perizinan untuk:
- Usaha budidaya cabai skala rumah tangga hingga komersial
- Pengolahan produk cabai menjadi nilai tambah
- Distribusi dan pemasaran hasil pertanian lokal
- Investasi sektor agribisnis di Kabupaten Sintang
Sinergi dengan Program Pemerintah
Lomba TAKIN KEREN 2025 Sintang sejalan dengan program nasional ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. DPMPTSP siap mendukung melalui kemudahan regulasi dan perizinan.
Kesimpulan
Launching lomba TAKIN KEREN 2025 menandai dimulainya program inovatif pengendalian inflasi melalui budidaya cabai di Kabupaten Sintang. Dukungan penuh dari DPMPTSP dan seluruh stakeholder menunjukkan komitmen bersama menciptakan ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi daerah.
Program ini tidak hanya tentang menanam cabai, tetapi membangun kesadaran kolektif bahwa ketahanan pangan dimulai dari lingkungan terkecil - kelurahan dan keluarga.