Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, menerima 23 pengusaha asal Eropa dari delegasi European Union-ASEAN Business Council (EU-ABC) yang mayoritas telah berinvestasi di Indonesia. Kunjungan ini dilakukan untuk memperoleh informasi komprehensif mengenai peluang investasi dari sektor hulu hingga hilir di tanah air.
Dalam sambutannya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta (7/2), Menteri Rosan menegaskan bahwa hilirisasi tetap menjadi prioritas utama pemerintah, khususnya di industri nikel dan kelapa sawit yang memanfaatkan keunggulan sumber daya alam Indonesia.
Menteri yang juga merupakan mantan Wakil Menteri BUMN tersebut menyampaikan bahwa Indonesia terbuka untuk berbagai reformasi yang mendukung kemudahan investasi. "Pada tahun 2024, kami berhasil meraih investasi sekitar USD 100 miliar. Meskipun FDI yang masuk ke ASEAN mencapai USD 240-250 miliar, hanya sekitar 15% yang mengalir ke Indonesia. Ini menandakan potensi besar bagi pertumbuhan investasi di masa mendatang," ujar Rosan dengan optimisme tinggi.
Pemerintah Indonesia telah mengarahkan kebijakan investasi untuk periode 2025-2029 ke sembilan sektor strategis, antara lain:
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Rosan menyoroti potensi energi terbarukan Indonesia yang mencapai sekitar 3.700 gigawatt, dengan sumber utama berupa tenaga surya, air, pasang surut, angin, dan panas bumi. "Potensi panas bumi, khususnya di pulau Jawa dan Sumatra, sangat menarik karena saat ini hanya sekitar 13 gigawatt yang telah dimanfaatkan, kurang dari 1% dari potensi yang ada," ungkapnya.
Delegasi EU-ABC pun menyambut baik pertemuan tersebut. Anggota Dewan Eksekutif EU-ABC, Corine Tap, mengungkapkan bahwa pertemuan ini memberikan gambaran jelas mengenai sektor investasi prioritas yang akan ditawarkan oleh pemerintahan baru Indonesia. "Mulai dari sektor hulu hingga hilir, serta bidang barang konsumsi dan jasa, terdapat banyak peluang di Indonesia. Dengan ambisi besar untuk bersaing di tingkat global, kami yakin dukungan terhadap pertumbuhan Indonesia akan terus meningkat," jelas Corine.
Data dari BKPM menunjukkan bahwa investasi dari Eropa pada periode 2020-2024 mencapai USD 16,5 miliar atau setara dengan Rp247,5 triliun (dengan konversi Rp15.000 per USD). Tiga sektor investasi teratas adalah Industri Kimia dan Farmasi, Listrik, Gas, serta Pasokan Air, dan Industri Makanan.
Upaya pemerintah dalam mendorong investasi melalui reformasi kebijakan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang melimpah semakin mengokohkan posisi Indonesia sebagai destinasi investasi unggulan di kawasan.
Davos, 21 Januari 2025 – Paviliun Indonesia 2025 resmi dibuka dalam rangkaian Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Peresmian ini dilakukan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard, serta Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie.
Dengan mengusung tema “Leading the Way: A Pathway to The Vision of Golden Indonesia 2045”, Paviliun Indonesia menjadi platform strategis untuk menampilkan potensi investasi dan peluang kolaborasi dengan para pemimpin dunia, investor global, dan pemangku kepentingan internasional.
Dalam sambutannya, Menteri Rosan menekankan pentingnya Paviliun Indonesia sebagai ajang strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
“Kami sangat senang karena di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo, Indonesia semakin kuat dan terbuka dalam kolaborasi global. Paviliun Indonesia ini adalah wujud komitmen kami untuk lebih aktif dalam kerja sama multilateral dan bilateral demi mewujudkan Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Rosan.
Paviliun ini juga mendukung visi besar Asta Cita, yang menjadi peta jalan pembangunan Indonesia menuju ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Berbagai sektor strategis menjadi sorotan utama, antara lain:
Wakil Menteri PPN, Febrian Alphyanto Ruddyard, menekankan pentingnya keberlanjutan dan sinergi global dalam mencapai tujuan jangka panjang Indonesia.
“Melalui Paviliun Indonesia, kami menunjukkan komitmen menciptakan ekosistem investasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas global adalah kunci utama menuju Indonesia Emas 2045,” ucap Febrian.
Selain mempromosikan potensi investasi, Paviliun Indonesia juga menampilkan keunikan budaya Tanah Air. Para pengunjung dapat menikmati sajian khas seperti kopi Indonesia dan rendang, serta menyaksikan pameran produk outdoor sport yang menggambarkan kolaborasi budaya Indonesia-Swiss.
Dengan keberadaan Paviliun Indonesia, pemerintah berharap dapat memperluas jaringan kerja sama strategis yang saling menguntungkan. Sesi-sesi diskusi interaktif yang berlangsung selama dua hari ke depan akan membahas isu-isu utama seperti transisi energi, ekonomi digital, dan pengembangan industri hijau.
“Kami percaya bahwa Paviliun ini dapat menciptakan sinergi global yang mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” tegas Rosan.
Keikutsertaan Indonesia dalam WEF 2025 mencerminkan komitmen untuk terus memainkan peran aktif dalam diskusi global. Dengan tema dan visi yang jelas, Paviliun Indonesia di Davos diharapkan menjadi katalisator dalam memperkuat hubungan internasional sekaligus membuka peluang investasi strategis yang mendukung pembangunan berkelanjutan.