Jl. Pattimura No. 1

Kabupaten Sintang 78611

08.00 - 15.00

Senin-Jumat

 

Pejabat Fungsional Penata Perizinan dan Penata Kelola Penanaman Modal dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang menghadiri Rapat Kerja Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Sintang Tahun 2024. Rapat strategis ini diselenggarakan pada Rabu (14/5/2025) di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Sintang.

Melalui partisipasi dalam rapat kerja Pansus LKPj ini, DPMPTSP Kabupaten Sintang menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha. Evaluasi yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konstruktif untuk pengembangan program dan perbaikan sistem pelayanan di masa mendatang.

DPMPTSP Kabupaten Sintang akan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan prima di bidang investasi dan perizinan untuk mendukung pembangunan ekonomi Kabupaten Sintang yang berkelanjutan.

Published in Berita

Pejabat Fungsional Madya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang, Dra. Warnida, M.Si dan Zubaedah, S.Sos, MM, turut serta dalam kegiatan konsultasi dan koordinasi yang dilaksanakan oleh Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) DPRD Kabupaten Sintang. Kunjungan kerja ini dilaksanakan ke dua instansi penting di tingkat provinsi, yaitu Kantor Gubernur Kalimantan Barat dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis (8/5/2025).

Tujuan Konsultasi dan Koordinasi

Kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Sintang terhadap kinerja Pemerintah Daerah, khususnya terkait dengan pelaporan pertanggungjawaban. Kehadiran pejabat fungsional DPMPTSP Kabupaten Sintang mendampingi Pansus LKPj bertujuan untuk:

  1. Menyelaraskan kebijakan investasi dan pelayanan perizinan di Kabupaten Sintang dengan kebijakan di tingkat Provinsi Kalimantan Barat
  2. Mengkonsultasikan aspek pertanahan dan perizinan terkait investasi dengan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat
  3. Memperkuat koordinasi antar lembaga dalam mendukung iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Sintang
Published in Berita

The Head of the Investment and One-Stop Integrated Services Office (DPMPTSP) of Sintang Regency, Ir. Erwin Simanjuntak, M.Si, accompanied by functional officials, attended the 2024 Investment Realization Data Reconciliation Meeting for all Regencies/Cities across West Kalimantan. This important meeting was held on Thursday (5/8/2025) in the Meeting Room of the West Kalimantan Provincial DPMPTSP.

Key Discussion Points from the Reconciliation Meeting

Several important points discussed during the reconciliation meeting include:

Investment Realization Targets

  • Investment realization targets for West Kalimantan Province have been adjusted
  • Target adjustments will be made based on regional investment potential
  • The national target remains at 30.390 trillion
  • Target revisions will accommodate regions with investment growth potential

Data Reporting and Verification

  • Data discrepancies resulted from "saving" reports already approved by BKPM when targets were achieved
  • Approximately 1,000 Investment Activity Reports (LKPM) from 2024 remain unverified by the ministry
  • As of May 2025, only 1 LKPM has been verified
  • Evaluation of the percentage of companies reporting investment activities from the total existing companies

Future Projections and Plans

  • Projection for target increases over the next 5 years is set at 3% from the previous year
  • Companies applying for permits are requested to submit investment realization plans
  • The Provincial Development Planning Agency (Bappeda) emphasized that realization targets should be pursued to the maximum extent possible

DPMPTSP Sintang Regency will continue to coordinate with the Provincial DPMPTSP and relevant agencies to ensure investment realization targets can be met in supporting regional economic growth.

Published in Berita

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang, Ir. Erwin Simanjuntak, M.Si, bersama pejabat fungsional menghadiri Rapat Rekonsiliasi Data Realisasi Penanaman Modal Tahun 2024 untuk seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat. Rapat penting ini diselenggarakan pada Kamis (8/5/2025) di Ruang Rapat DPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat.

Hasil Pembahasan Rapat Rekonsiliasi

Beberapa poin penting yang dibahas dalam rapat rekonsiliasi tersebut meliputi:

Target Realisasi Investasi

  • Target realisasi investasi mengalami penyesuaian untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat
  • Penyesuaian target akan dilakukan berdasarkan potensi investasi daerah
  • Target nasional tetap dipertahankan pada angka 30,390 triliun
  • Revisi target akan menyesuaikan daerah dengan potensi peningkatan investasi

Pelaporan dan Verifikasi Data

  • Terdapat selisih data akibat "saving" dari laporan yang telah disetujui BKPM ketika target tercapai
  • Sekitar 1.000 Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) belum diverifikasi oleh kementerian untuk tahun 2024
  • Evaluasi dilakukan terhadap persentase perusahaan yang melaporkan aktivitas investasi dari total perusahaan yang ada

Proyeksi dan Rencana Ke Depan

  • Proyeksi peningkatan target untuk 5 tahun ke depan ditetapkan sebesar 3% dari tahun sebelumnya
  • Perusahaan yang mengurus izin diminta untuk menyampaikan rencana realisasi investasi
  • Bappeda Provinsi menekankan agar target realisasi diusahakan semaksimal mungkin

DPMPTSP Kabupaten Sintang akan terus berkoordinasi dengan DPMPTSP Provinsi dan instansi terkait untuk memastikan target realisasi investasi dapat terpenuhi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Published in Berita

South Korean Investment in Indonesia Reaches USD11.3 Billion in the Last 5 Years

South Korean investors' interest in Indonesia remains high. This is marked by the inauguration of Dongsung Chemical, a South Korean chemical company that produces polyurethane (PU), on Wednesday (30/04), in Karawang, West Java.

Minister of Investment and Downstream Industries/Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, who participated in the factory operational inauguration ceremony, conveyed the importance of this investment as an indicator that Indonesia remains an attractive investment destination, even for companies with high-technology products.

Dongsung Chemical's Largest Production Facility

Built on a 82,000 square meter land with a building area of 23,000 square meters, this factory is the largest production facility owned by the company, even exceeding production capacity in its home country.

Dongsung Chemical's products are used in various sectors, such as:

  • Automotive industry (seats, headrests, interior linings)
  • Footwear (shoe soles and adhesives)
  • Household goods (mattresses, sofas, waterproof coatings)
  • Manufacturing and construction (sealants, adhesives, surface protection)

Indonesia as a High-Technology Production Hub

Minister Rosan emphasized the importance of this investment as an indicator that Indonesia remains an attractive investment destination, even for companies with high-technology products.

"The presence of this factory once again proves that Indonesia is not only an investment destination that remains attractive to investors but is also trusted to become a center for the production and export of high-technology products. This investment will create jobs and strengthen Indonesia's position in the global supply chain," said Rosan.

Open for Business and Industrial Downstream

On this occasion, Rosan also stated that the government actively continues to enhance cooperation with Indonesia's strategic partners to invest in the country. Moreover, according to him, currently, based on the direction of President Prabowo, Indonesia is very open for business, especially those aligned with the government's agenda in promoting industrial downstream and creating quality jobs.

South Korea: Indonesia's Strategic Investor

In the last five years (2020-2024), South Korea has been recorded as the 7th largest source of foreign direct investment (FDI) in Indonesia, with a total investment of USD11.3 billion.

Rosan believes that the cooperation between South Korea and Indonesia that has been going well must be maintained and even enhanced. "I believe the actual investment realization figures are much larger, as there are investments from Korea entering through other countries such as Malaysia or Singapore," continued Minister Rosan.

Karawang as a Global Strategic Hub

For Dongsung Chemical, the factory in Karawang is an important part of the company's long-term growth plan. Dongsung Chemical Chairman Baek Jeong-ho said that his investment in Indonesia is not only to increase production capacity but also part of the company's strategy to continue growing.

"This new factory in Indonesia is the best PU system production base in Southeast Asia, serving as a global strategic hub reaching from Asia, Latin America, to Europe. This is not just an expansion of production facilities but also an important milestone in expanding Dongsung Chemical's technology and global vision," said Baek.

Positive Trend of South Korean Investment

Based on data from the Ministry of Investment and Downstream Industries/BKPM, in the first quarter of 2025, South Korea recorded an impressive investment performance by ranking seventh as the largest country of origin for Foreign Direct Investment (FDI) in Indonesia. During this period, South Korea's investment value reached USD683.29 million spread across various sectors.

This trend reflects the consistent interest and optimism of South Korean investors toward investment opportunities in Indonesia.

Published in Berita

Dukung Kolaborasi Industri Dalam Negeri dan Investasi Berkelanjutan

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menghadiri peluncuran produk terbaru PT Lenovo Indonesia yang telah memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), di Batam (29/4). Produk-produk baru ini antara lain, Lenovo K14 Gen 3 dan ThinkCentre Neo 50a Gen 5 yang diluncurkan secara resmi hari ini.

"Dalam kesempatan ini, kami mengapresiasi kolaborasi yang telah dilakukan antara PT Sat Nusapersada dengan Lenovo Indonesia untuk memproduksi dua produk barunya di Indonesia, serta memenuhi regulasi TKDN. Diharapkan kolaborasi ini dapat meningkatkan pemberdayaan industri dalam negeri," ujar Wakil Menteri Todotua.

Komitmen Pemerintah untuk Investor yang Berkontribusi

Wakil Menteri Todotua menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen memberikan dukungan terhadap investor yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk tidak hanya menarik investasi baru, tetapi memberikan fasilitasi dan dukungan penuh kepada investor eksisting yang telah membuktikan kontribusinya melalui:

  • Penciptaan lapangan kerja
  • Transfer teknologi
  • Penguatan industri lokal

"Pemerintah hadir untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan benar-benar mendapat dukungan agar berkembang dan berkelanjutan. Kami memberikan perhatian serius kepada para investor yang telah menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian, khususnya di wilayah tempat mereka beroperasi," ujar Wakil Menteri Todotua.

Profil PT Lenovo Indonesia

PT. Lenovo Indonesia merupakan perusahaan teknologi multinasional yang beroperasi di lebih dari 60 negara dan menjual produknya di sekitar 180 negara. Lenovo menjual dan memproduksi berbagai barang elektronik di Indonesia, termasuk:

  • PC/Notebook
  • Smart home devices
  • Produk data center

Sejak 2019, PT Lenovo Indonesia telah bermitra dengan PT. Sat Nusapersada (Tbk) dalam pengembangan produknya.

Batam: Hub Industri Elektronika dan Investasi Strategis

Kota Batam, sebagai bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), telah lama menjadi magnet investasi sektor manufaktur, khususnya elektronika. Total realisasi investasi Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I Tahun 2025 mencapai Rp13,22 triliun, dan menduduki peringkat ke-12 berdasarkan lokasi.

Dari total realisasi ini:

  • Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Rp3,69 triliun dengan 5.001 proyek
  • Penanaman Modal Asing (PMA): USD595,65 juta dengan 2.126 proyek
Published in Berita

Supporting Domestic Industry Collaboration and Sustainable Investment

Deputy Minister of Investment and Downstream Industries/Deputy Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Todotua Pasaribu attended the launch of PT Lenovo Indonesia's latest products that have met the Domestic Component Level (TKDN) requirements in Batam (29/4). These new products include the Lenovo K14 Gen 3 and ThinkCentre Neo 50a Gen 5, which were officially launched today.

"On this occasion, we appreciate the collaboration between PT Sat Nusapersada and Lenovo Indonesia to produce two new products in Indonesia and meet TKDN regulations. This collaboration is expected to enhance the empowerment of domestic industries," said Deputy Minister Todotua.

Government Commitment to Contributing Investors

Deputy Minister Todotua added that the government is committed to providing support to investors who have contributed to national economic growth. This is also part of the government's strategy to not only attract new investments but to provide full facilitation and support to existing investors who have proven their contribution through:

  • Job creation
  • Technology transfer
  • Strengthening local industries

"The government is present to ensure that investments that have been made truly receive support to develop and become sustainable. We pay serious attention to investors who have shown positive impacts on the economy, especially in the regions where they operate," said Deputy Minister Todotua.

Profile of PT Lenovo Indonesia

PT. Lenovo Indonesia is a multinational technology company operating in more than 60 countries and selling its products in around 180 countries. Lenovo sells and produces various electronic goods in Indonesia, including:

  • PC/Notebooks
  • Smart home devices
  • Data center products

Since 2019, PT Lenovo Indonesia has partnered with PT. Sat Nusapersada (Tbk) in developing its products.

Batam: Electronics Industry Hub and Strategic Investment

Batam City, as part of Riau Islands Province, has long been a magnet for manufacturing sector investments, particularly in electronics. The total investment realization in Riau Islands Province for the First Quarter of 2025 reached IDR13.22 trillion, ranking 12th by location.

From this total realization:

  • Domestic Direct Investment (PMDN): IDR3.69 trillion with 5,001 projects
  • Foreign Direct Investment (PMA): USD595.65 million with 2,126 projects
Published in Berita

Penciptaan Lapangan Kerja Meningkat 8,5% dengan 594.104 Tenaga Kerja Terserap

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia kembali mencatatkan pertumbuhan investasi yang positif. Realisasi investasi sepanjang Triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun, naik 2,7% dibandingkan Triwulan IV 2024 dan meningkat signifikan 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini telah memenuhi 24,4% target realisasi investasi tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 Triliun.

Kinerja investasi ini juga membawa dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja langsung mencapai 594.104 orang, meningkat 8,5% dibandingkan Triwulan I 2024. Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I 2025, pada Selasa (29/04).

Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global

Menurut Rosan, capaian ini mencerminkan ketahanan ekonomi nasional serta berjalannya strategi pemerintah dalam menjaga daya tarik dan iklim investasi di tengah dinamika global.

"Kalau kita lihat trennya sangat baik, karena di tahun 2025 ini, kenaikannya investasi dibandingkan tahun 2024 itu 15,9%, di mana kenaikan yang cukup tinggi, ini kami lihat dari appetite yang masuk dan realisasi investasi yang terus berjalan, insyaAllah angka itu bisa kita capai," ujar Rosan.

Rosan menambahkan bahwa ketegangan perdagangan global seperti kenaikan tarif impor Amerika Serikat belum berdampak langsung terhadap arus investasi ke Indonesia. Angka realisasi investasi mencerminkan pengeluaran modal untuk proyek fisik seperti pembangunan pabrik, infrastruktur, dan fasilitas produksi yang melibatkan kalkulasi bisnis dan risiko jangka panjang.

"Capaian ini menjadi indikator yang sangat baik dan positif di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan geoekonomi. Alhamdulillah, kami melihat minat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, terus meningkat di Indonesia," jelas Rosan.

Sektor Industri Manufaktur Dominasi Realisasi Investasi

Sektor industri manufaktur mendominasi realisasi investasi berdasarkan sektor usaha, dengan nilai Rp67,3 triliun, diikuti:

  • Transportasi dan telekomunikasi (Rp66,5 triliun)
  • Pertambangan (Rp48,6 triliun)

Distribusi Investasi Semakin Berimbang

Distribusi investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa juga semakin berimbang:

  • Luar Jawa: Rp235,9 triliun (50,7% dari total investasi)
  • Jawa: Rp229,3 triliun (49,3% dari total investasi)

Pertumbuhan investasi di luar Jawa sebesar 17,4% mempertegas arah pemerataan pembangunan nasional. Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu motor pertumbuhan luar Jawa dengan capaian realisasi Rp32,7 triliun, menempatkannya dalam lima besar nasional bersama DKI Jakarta (Rp69,8 triliun) dan Jawa Barat (Rp68,5 triliun).

PMA dan PMDN Tumbuh Seimbang

Di tengah tekanan eksternal, Penanaman Modal Asing (PMA) tetap berkontribusi signifikan sebesar Rp230,4 triliun, atau 49,5% dari total realisasi investasi. Sementara angka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp234,8 triliun atau 50,5%.

Lima sektor penyumbang angka PMA terbesar adalah:

  1. Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan lainnya (US$3,6 miliar)
  2. Pertambangan (US$1,2 miliar)
  3. Transportasi, gudang dan telekomunikasi (US$1,1 miliar)
  4. Jasa lainnya (US$1,1 miliar)
  5. Industri kimia dan farmasi (US$0,9 miliar)

Singapura tetap menjadi sumber investasi terbesar (US$4,6 miliar), diikuti Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang.

Program Hilirisasi Dorong Investasi

Program hilirisasi sumber daya alam terus menjadi pilar utama dalam mendorong investasi. Pada Triwulan I 2025, realisasi investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp136,3 triliun atau 29,3% dari total investasi nasional.

Kontribusi terbesar berasal dari:

  • Sektor mineral (Rp97,60 triliun)
  • Sektor perkebunan dan kehutanan (Rp31,12 triliun)
  • Minyak dan gas bumi (Rp6,55 triliun)
  • Perikanan dan kelautan (Rp1,03 triliun)

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3%

Memasuki tahun 2025, pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.905,6 triliun, naik 11,14% dari capaian tahun lalu sebesar Rp1.714,2 triliun, guna menopang target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3%.

"Dengan fondasi yang kuat dan reformasi struktural yang terus berjalan, Indonesia optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan investasi sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional di tengah tantangan global," pungkas Rosan.

Published in Berita

Job Creation Increases by 8.5% with 594,104 Workers Absorbed

Amid global economic uncertainties, Indonesia has once again recorded positive investment growth. Investment realization throughout the first quarter of 2025 reached IDR465.2 trillion, up 2.7% compared to Q4 2024 and significantly increased by 15.9% compared to the same period last year. This achievement has fulfilled 24.4% of the 2025 investment realization target of IDR1,905.6 trillion.

This investment performance has also had a positive impact on job creation, with direct labor absorption reaching 594,104 people, an 8.5% increase compared to Q1 2024. This was announced by the Minister of Investment and Downstream Industries/Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani during the Q1 2025 Investment Realization Press Conference on Tuesday (29/04).

National Economic Resilience Amid Global Dynamics

According to Rosan, this achievement reflects national economic resilience and the implementation of government strategies in maintaining investment attractiveness and climate amid global dynamics.

"If we look at the trend, it's very good, because in 2025, the investment increase compared to 2024 is 15.9%, which is quite high. We see this from the incoming appetite and ongoing investment realization, and God willing, we can achieve that figure," said Rosan.

Rosan added that global trade tensions, such as the increase in US import tariffs, have not directly impacted investment flows to Indonesia. Investment realization figures reflect capital expenditure for physical projects such as factory construction, infrastructure, and production facilities involving long-term business calculations and risks.

"This achievement is a very good and positive indicator amid increasing geopolitical and geoeconomic tensions. Alhamdulillah, we see investment interest, both from domestic and foreign sources, continuing to increase in Indonesia," explained Rosan.

Manufacturing Industry Sector Dominates Investment Realization

The manufacturing industry sector dominates investment realization by business sector, with a value of IDR67.3 trillion, followed by:

  • Transportation and telecommunications (IDR66.5 trillion)
  • Mining (IDR48.6 trillion)

More Balanced Investment Distribution

The investment distribution between Java and outside Java has also become more balanced:

  • Outside Java: IDR235.9 trillion (50.7% of total investment)
  • Java: IDR229.3 trillion (49.3% of total investment)

Investment growth outside Java of 17.4% emphasizes the direction of national development equity. Central Sulawesi Province has become one of the growth engines outside Java with a realization of IDR32.7 trillion, placing it in the national top five alongside DKI Jakarta (IDR69.8 trillion) and West Java (IDR68.5 trillion).

Balanced Growth in Foreign and Domestic Investment

Amid external pressures, Foreign Direct Investment (FDI) continues to contribute significantly with IDR230.4 trillion, or 49.5% of total investment realization. Meanwhile, Domestic Direct Investment (DDI) amounts to IDR234.8 trillion or 50.5%.

The five sectors contributing the largest FDI figures are:

  1. Basic metal industries, metal goods, non-machinery and other equipment (US$3.6 billion)
  2. Mining (US$1.2 billion)
  3. Transportation, warehousing, and telecommunications (US$1.1 billion)
  4. Other services (US$1.1 billion)
  5. Chemical and pharmaceutical industries (US$0.9 billion)

Singapore remains the largest source of investment (US$4.6 billion), followed by Hong Kong, China, Malaysia, and Japan.

Downstream Program Drives Investment

The natural resource downstream program continues to be a main pillar in driving investment. In Q1 2025, investment realization in the downstream sector reached IDR136.3 trillion or 29.3% of total national investment.

The largest contributions came from:

  • Mineral sector (IDR97.60 trillion)
  • Plantation and forestry sector (IDR31.12 trillion)
  • Oil and gas (IDR6.55 trillion)
  • Fisheries and marine (IDR1.03 trillion)

5.3% Economic Growth Target

Entering 2025, the government is targeting investment realization of IDR1,905.6 trillion, up 11.14% from last year's achievement of IDR1,714.2 trillion, to support the national economic growth target of 5.3%.

"With a strong foundation and ongoing structural reforms, Indonesia is optimistic about maintaining investment growth momentum while strengthening the national economic foundation amid global challenges," concluded Rosan.

Published in Berita

Korea Selatan Catat Investasi USD11,3 Miliar di Indonesia Selama 5 Tahun Terakhir

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menghadiri Indonesia-Korea Business Roundtable yang diselenggarakan oleh The Federation of Korean Industries (FKI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Senin (28/4/2025) di Jakarta. Forum ini menghadirkan lebih dari 20 pimpinan perusahaan terkemuka asal Korea Selatan sebagai ajang dialog untuk memperkuat kerja sama investasi antara kedua negara.

Apresiasi Komitmen Investasi Korea Selatan

Dalam sambutannya, Wamen Investasi dan Hilirisasi menyampaikan apresiasi terhadap Korea Selatan atas kepercayaan dan komitmen mereka pada peluang dan iklim investasi di Indonesia. Beliau menjelaskan capaian realisasi investasi di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan.

"Di tengah tantangan ekonomi global, Indonesia tetap resilience mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, semua komponen ekonomi tumbuh positif. Konsumsi rumah tangga dan investasi berkontribusi masing-masing sebesar 54% dan 29% terhadap PDB Indonesia, diikuti oleh konsumsi pemerintah dengan angka 8% dan net ekspor dengan angka 2%," ungkap Todotua.

Prestasi Investasi Korea Selatan di Indonesia

Selama lima tahun terakhir (2020-2024), Korea Selatan tercatat telah mengucurkan investasi ke Indonesia setidaknya sebesar USD11,3 miliar dan menjadi negara sumber investasi asing terbesar ke-7 di Indonesia. Kontribusi investasi Korea Selatan terutama di sektor:

  • Utilitas (listrik, gas, dan air)
  • Industri otomotif
  • Industri mesin dan elektronik

Komitmen Pemerintah Tingkatkan Iklim Investasi

Todotua menekankan komitmen Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam menciptakan iklim investasi yang probisnis, termasuk melakukan revisi regulasi.

"Ada tiga hal yang menjadi target utama kami untuk mendorong peningkatan investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  1. Penyederhanaan layanan perizinan
  2. Perbaikan iklim investasi yang lebih kondusif
  3. Peningkatan daya saing investasi di Indonesia

Hal ini kami lakukan untuk lebih memberikan kepastian pada para pelaku usaha," jelasnya.

Penandatanganan Nota Kesepahaman

Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara APINDO dengan FKI untuk mempererat kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Korea Selatan.

Sebagai penutup, Wamen Investasi dan Hilirisasi mengajak para pengusaha Korea Selatan untuk meningkatkan investasi berkualitas di Indonesia, dengan fokus pada:

  • Penciptaan nilai tambah yang nyata
  • Transfer teknologi dan keterampilan
  • Integrasi dengan rantai pasok global

Investasi berkualitas diharapkan mampu memberikan manfaat luas di berbagai sektor strategis di Indonesia.

Published in Berita

Kontak

Alamat

  • Jl. Pattimura No. 1
    Kel. Tanjung Puri Kec. Sintang,
    Kabupaten Sintang,
    Kalimantan Barat 78613
    Indonesia
 

Pengunjung

Hari ini393
Minggu Ini866
Bulan ini393

sintangsintang
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sintang
Ikuti
Survei Kepuasan masyarakat
(SKM)