Pejabat Fungsional Penata Perizinan dan Penata Kelola Penanaman Modal dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang menghadiri Rapat Kerja Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Sintang Tahun 2024. Rapat strategis ini diselenggarakan pada Rabu (14/5/2025) di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Sintang.
Melalui partisipasi dalam rapat kerja Pansus LKPj ini, DPMPTSP Kabupaten Sintang menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha. Evaluasi yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konstruktif untuk pengembangan program dan perbaikan sistem pelayanan di masa mendatang.
DPMPTSP Kabupaten Sintang akan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan prima di bidang investasi dan perizinan untuk mendukung pembangunan ekonomi Kabupaten Sintang yang berkelanjutan.
Pejabat Fungsional Madya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang, Dra. Warnida, M.Si dan Zubaedah, S.Sos, MM, turut serta dalam kegiatan konsultasi dan koordinasi yang dilaksanakan oleh Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) DPRD Kabupaten Sintang. Kunjungan kerja ini dilaksanakan ke dua instansi penting di tingkat provinsi, yaitu Kantor Gubernur Kalimantan Barat dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis (8/5/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Sintang terhadap kinerja Pemerintah Daerah, khususnya terkait dengan pelaporan pertanggungjawaban. Kehadiran pejabat fungsional DPMPTSP Kabupaten Sintang mendampingi Pansus LKPj bertujuan untuk:
The Head of the Investment and One-Stop Integrated Services Office (DPMPTSP) of Sintang Regency, Ir. Erwin Simanjuntak, M.Si, accompanied by functional officials, attended the 2024 Investment Realization Data Reconciliation Meeting for all Regencies/Cities across West Kalimantan. This important meeting was held on Thursday (5/8/2025) in the Meeting Room of the West Kalimantan Provincial DPMPTSP.
Several important points discussed during the reconciliation meeting include:
DPMPTSP Sintang Regency will continue to coordinate with the Provincial DPMPTSP and relevant agencies to ensure investment realization targets can be met in supporting regional economic growth.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sintang, Ir. Erwin Simanjuntak, M.Si, bersama pejabat fungsional menghadiri Rapat Rekonsiliasi Data Realisasi Penanaman Modal Tahun 2024 untuk seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat. Rapat penting ini diselenggarakan pada Kamis (8/5/2025) di Ruang Rapat DPMPTSP Provinsi Kalimantan Barat.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam rapat rekonsiliasi tersebut meliputi:
DPMPTSP Kabupaten Sintang akan terus berkoordinasi dengan DPMPTSP Provinsi dan instansi terkait untuk memastikan target realisasi investasi dapat terpenuhi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
South Korean investors' interest in Indonesia remains high. This is marked by the inauguration of Dongsung Chemical, a South Korean chemical company that produces polyurethane (PU), on Wednesday (30/04), in Karawang, West Java.
Minister of Investment and Downstream Industries/Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani, who participated in the factory operational inauguration ceremony, conveyed the importance of this investment as an indicator that Indonesia remains an attractive investment destination, even for companies with high-technology products.
Built on a 82,000 square meter land with a building area of 23,000 square meters, this factory is the largest production facility owned by the company, even exceeding production capacity in its home country.
Dongsung Chemical's products are used in various sectors, such as:
Minister Rosan emphasized the importance of this investment as an indicator that Indonesia remains an attractive investment destination, even for companies with high-technology products.
"The presence of this factory once again proves that Indonesia is not only an investment destination that remains attractive to investors but is also trusted to become a center for the production and export of high-technology products. This investment will create jobs and strengthen Indonesia's position in the global supply chain," said Rosan.
On this occasion, Rosan also stated that the government actively continues to enhance cooperation with Indonesia's strategic partners to invest in the country. Moreover, according to him, currently, based on the direction of President Prabowo, Indonesia is very open for business, especially those aligned with the government's agenda in promoting industrial downstream and creating quality jobs.
In the last five years (2020-2024), South Korea has been recorded as the 7th largest source of foreign direct investment (FDI) in Indonesia, with a total investment of USD11.3 billion.
Rosan believes that the cooperation between South Korea and Indonesia that has been going well must be maintained and even enhanced. "I believe the actual investment realization figures are much larger, as there are investments from Korea entering through other countries such as Malaysia or Singapore," continued Minister Rosan.
For Dongsung Chemical, the factory in Karawang is an important part of the company's long-term growth plan. Dongsung Chemical Chairman Baek Jeong-ho said that his investment in Indonesia is not only to increase production capacity but also part of the company's strategy to continue growing.
"This new factory in Indonesia is the best PU system production base in Southeast Asia, serving as a global strategic hub reaching from Asia, Latin America, to Europe. This is not just an expansion of production facilities but also an important milestone in expanding Dongsung Chemical's technology and global vision," said Baek.
Based on data from the Ministry of Investment and Downstream Industries/BKPM, in the first quarter of 2025, South Korea recorded an impressive investment performance by ranking seventh as the largest country of origin for Foreign Direct Investment (FDI) in Indonesia. During this period, South Korea's investment value reached USD683.29 million spread across various sectors.
This trend reflects the consistent interest and optimism of South Korean investors toward investment opportunities in Indonesia.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menghadiri peluncuran produk terbaru PT Lenovo Indonesia yang telah memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), di Batam (29/4). Produk-produk baru ini antara lain, Lenovo K14 Gen 3 dan ThinkCentre Neo 50a Gen 5 yang diluncurkan secara resmi hari ini.
"Dalam kesempatan ini, kami mengapresiasi kolaborasi yang telah dilakukan antara PT Sat Nusapersada dengan Lenovo Indonesia untuk memproduksi dua produk barunya di Indonesia, serta memenuhi regulasi TKDN. Diharapkan kolaborasi ini dapat meningkatkan pemberdayaan industri dalam negeri," ujar Wakil Menteri Todotua.
Wakil Menteri Todotua menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen memberikan dukungan terhadap investor yang telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk tidak hanya menarik investasi baru, tetapi memberikan fasilitasi dan dukungan penuh kepada investor eksisting yang telah membuktikan kontribusinya melalui:
"Pemerintah hadir untuk memastikan bahwa investasi yang telah ditanamkan benar-benar mendapat dukungan agar berkembang dan berkelanjutan. Kami memberikan perhatian serius kepada para investor yang telah menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian, khususnya di wilayah tempat mereka beroperasi," ujar Wakil Menteri Todotua.
PT. Lenovo Indonesia merupakan perusahaan teknologi multinasional yang beroperasi di lebih dari 60 negara dan menjual produknya di sekitar 180 negara. Lenovo menjual dan memproduksi berbagai barang elektronik di Indonesia, termasuk:
Sejak 2019, PT Lenovo Indonesia telah bermitra dengan PT. Sat Nusapersada (Tbk) dalam pengembangan produknya.
Kota Batam, sebagai bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), telah lama menjadi magnet investasi sektor manufaktur, khususnya elektronika. Total realisasi investasi Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I Tahun 2025 mencapai Rp13,22 triliun, dan menduduki peringkat ke-12 berdasarkan lokasi.
Dari total realisasi ini:
Deputy Minister of Investment and Downstream Industries/Deputy Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Todotua Pasaribu attended the launch of PT Lenovo Indonesia's latest products that have met the Domestic Component Level (TKDN) requirements in Batam (29/4). These new products include the Lenovo K14 Gen 3 and ThinkCentre Neo 50a Gen 5, which were officially launched today.
"On this occasion, we appreciate the collaboration between PT Sat Nusapersada and Lenovo Indonesia to produce two new products in Indonesia and meet TKDN regulations. This collaboration is expected to enhance the empowerment of domestic industries," said Deputy Minister Todotua.
Deputy Minister Todotua added that the government is committed to providing support to investors who have contributed to national economic growth. This is also part of the government's strategy to not only attract new investments but to provide full facilitation and support to existing investors who have proven their contribution through:
"The government is present to ensure that investments that have been made truly receive support to develop and become sustainable. We pay serious attention to investors who have shown positive impacts on the economy, especially in the regions where they operate," said Deputy Minister Todotua.
PT. Lenovo Indonesia is a multinational technology company operating in more than 60 countries and selling its products in around 180 countries. Lenovo sells and produces various electronic goods in Indonesia, including:
Since 2019, PT Lenovo Indonesia has partnered with PT. Sat Nusapersada (Tbk) in developing its products.
Batam City, as part of Riau Islands Province, has long been a magnet for manufacturing sector investments, particularly in electronics. The total investment realization in Riau Islands Province for the First Quarter of 2025 reached IDR13.22 trillion, ranking 12th by location.
From this total realization:
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia kembali mencatatkan pertumbuhan investasi yang positif. Realisasi investasi sepanjang Triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun, naik 2,7% dibandingkan Triwulan IV 2024 dan meningkat signifikan 15,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini telah memenuhi 24,4% target realisasi investasi tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 Triliun.
Kinerja investasi ini juga membawa dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, dengan serapan tenaga kerja langsung mencapai 594.104 orang, meningkat 8,5% dibandingkan Triwulan I 2024. Hal ini disampaikan oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I 2025, pada Selasa (29/04).
Menurut Rosan, capaian ini mencerminkan ketahanan ekonomi nasional serta berjalannya strategi pemerintah dalam menjaga daya tarik dan iklim investasi di tengah dinamika global.
"Kalau kita lihat trennya sangat baik, karena di tahun 2025 ini, kenaikannya investasi dibandingkan tahun 2024 itu 15,9%, di mana kenaikan yang cukup tinggi, ini kami lihat dari appetite yang masuk dan realisasi investasi yang terus berjalan, insyaAllah angka itu bisa kita capai," ujar Rosan.
Rosan menambahkan bahwa ketegangan perdagangan global seperti kenaikan tarif impor Amerika Serikat belum berdampak langsung terhadap arus investasi ke Indonesia. Angka realisasi investasi mencerminkan pengeluaran modal untuk proyek fisik seperti pembangunan pabrik, infrastruktur, dan fasilitas produksi yang melibatkan kalkulasi bisnis dan risiko jangka panjang.
"Capaian ini menjadi indikator yang sangat baik dan positif di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan geoekonomi. Alhamdulillah, kami melihat minat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, terus meningkat di Indonesia," jelas Rosan.
Sektor industri manufaktur mendominasi realisasi investasi berdasarkan sektor usaha, dengan nilai Rp67,3 triliun, diikuti:
Distribusi investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa juga semakin berimbang:
Pertumbuhan investasi di luar Jawa sebesar 17,4% mempertegas arah pemerataan pembangunan nasional. Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu motor pertumbuhan luar Jawa dengan capaian realisasi Rp32,7 triliun, menempatkannya dalam lima besar nasional bersama DKI Jakarta (Rp69,8 triliun) dan Jawa Barat (Rp68,5 triliun).
Di tengah tekanan eksternal, Penanaman Modal Asing (PMA) tetap berkontribusi signifikan sebesar Rp230,4 triliun, atau 49,5% dari total realisasi investasi. Sementara angka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp234,8 triliun atau 50,5%.
Lima sektor penyumbang angka PMA terbesar adalah:
Singapura tetap menjadi sumber investasi terbesar (US$4,6 miliar), diikuti Hong Kong, Tiongkok, Malaysia, dan Jepang.
Program hilirisasi sumber daya alam terus menjadi pilar utama dalam mendorong investasi. Pada Triwulan I 2025, realisasi investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp136,3 triliun atau 29,3% dari total investasi nasional.
Kontribusi terbesar berasal dari:
Memasuki tahun 2025, pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp1.905,6 triliun, naik 11,14% dari capaian tahun lalu sebesar Rp1.714,2 triliun, guna menopang target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3%.
"Dengan fondasi yang kuat dan reformasi struktural yang terus berjalan, Indonesia optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan investasi sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional di tengah tantangan global," pungkas Rosan.
Amid global economic uncertainties, Indonesia has once again recorded positive investment growth. Investment realization throughout the first quarter of 2025 reached IDR465.2 trillion, up 2.7% compared to Q4 2024 and significantly increased by 15.9% compared to the same period last year. This achievement has fulfilled 24.4% of the 2025 investment realization target of IDR1,905.6 trillion.
This investment performance has also had a positive impact on job creation, with direct labor absorption reaching 594,104 people, an 8.5% increase compared to Q1 2024. This was announced by the Minister of Investment and Downstream Industries/Head of the Investment Coordinating Board (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani during the Q1 2025 Investment Realization Press Conference on Tuesday (29/04).
According to Rosan, this achievement reflects national economic resilience and the implementation of government strategies in maintaining investment attractiveness and climate amid global dynamics.
"If we look at the trend, it's very good, because in 2025, the investment increase compared to 2024 is 15.9%, which is quite high. We see this from the incoming appetite and ongoing investment realization, and God willing, we can achieve that figure," said Rosan.
Rosan added that global trade tensions, such as the increase in US import tariffs, have not directly impacted investment flows to Indonesia. Investment realization figures reflect capital expenditure for physical projects such as factory construction, infrastructure, and production facilities involving long-term business calculations and risks.
"This achievement is a very good and positive indicator amid increasing geopolitical and geoeconomic tensions. Alhamdulillah, we see investment interest, both from domestic and foreign sources, continuing to increase in Indonesia," explained Rosan.
The manufacturing industry sector dominates investment realization by business sector, with a value of IDR67.3 trillion, followed by:
The investment distribution between Java and outside Java has also become more balanced:
Investment growth outside Java of 17.4% emphasizes the direction of national development equity. Central Sulawesi Province has become one of the growth engines outside Java with a realization of IDR32.7 trillion, placing it in the national top five alongside DKI Jakarta (IDR69.8 trillion) and West Java (IDR68.5 trillion).
Amid external pressures, Foreign Direct Investment (FDI) continues to contribute significantly with IDR230.4 trillion, or 49.5% of total investment realization. Meanwhile, Domestic Direct Investment (DDI) amounts to IDR234.8 trillion or 50.5%.
The five sectors contributing the largest FDI figures are:
Singapore remains the largest source of investment (US$4.6 billion), followed by Hong Kong, China, Malaysia, and Japan.
The natural resource downstream program continues to be a main pillar in driving investment. In Q1 2025, investment realization in the downstream sector reached IDR136.3 trillion or 29.3% of total national investment.
The largest contributions came from:
Entering 2025, the government is targeting investment realization of IDR1,905.6 trillion, up 11.14% from last year's achievement of IDR1,714.2 trillion, to support the national economic growth target of 5.3%.
"With a strong foundation and ongoing structural reforms, Indonesia is optimistic about maintaining investment growth momentum while strengthening the national economic foundation amid global challenges," concluded Rosan.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menghadiri Indonesia-Korea Business Roundtable yang diselenggarakan oleh The Federation of Korean Industries (FKI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Senin (28/4/2025) di Jakarta. Forum ini menghadirkan lebih dari 20 pimpinan perusahaan terkemuka asal Korea Selatan sebagai ajang dialog untuk memperkuat kerja sama investasi antara kedua negara.
Dalam sambutannya, Wamen Investasi dan Hilirisasi menyampaikan apresiasi terhadap Korea Selatan atas kepercayaan dan komitmen mereka pada peluang dan iklim investasi di Indonesia. Beliau menjelaskan capaian realisasi investasi di Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan.
"Di tengah tantangan ekonomi global, Indonesia tetap resilience mencatatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, semua komponen ekonomi tumbuh positif. Konsumsi rumah tangga dan investasi berkontribusi masing-masing sebesar 54% dan 29% terhadap PDB Indonesia, diikuti oleh konsumsi pemerintah dengan angka 8% dan net ekspor dengan angka 2%," ungkap Todotua.
Selama lima tahun terakhir (2020-2024), Korea Selatan tercatat telah mengucurkan investasi ke Indonesia setidaknya sebesar USD11,3 miliar dan menjadi negara sumber investasi asing terbesar ke-7 di Indonesia. Kontribusi investasi Korea Selatan terutama di sektor:
Todotua menekankan komitmen Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dalam menciptakan iklim investasi yang probisnis, termasuk melakukan revisi regulasi.
"Ada tiga hal yang menjadi target utama kami untuk mendorong peningkatan investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu:
Hal ini kami lakukan untuk lebih memberikan kepastian pada para pelaku usaha," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman antara APINDO dengan FKI untuk mempererat kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Sebagai penutup, Wamen Investasi dan Hilirisasi mengajak para pengusaha Korea Selatan untuk meningkatkan investasi berkualitas di Indonesia, dengan fokus pada:
Investasi berkualitas diharapkan mampu memberikan manfaat luas di berbagai sektor strategis di Indonesia.